Welcome to my blog.You want to Follow or go back Home.
Rindu Yang Tersimpan
Saturday, 11 January 2014 @ January 11, 2014 | 0 Comment [s]
Malam itu hening tanpa suara cengkerik yang biasanya menganggu kosentrasi di tengah malam. Angin sepoi-sepoi bahasa yang masuk melalui jendela yang masih terbuka luas membuatkan mataku layu. Segera aku bangun dan berjalan menghampiri katil dan berbaring sekejap dengan niat hanya untuk hilangkan penat seharian berjalan pusing bandar seharian. Tanpa aku sedari , aku terlena di atas tilam yang empuk itu.
Jam di dinding menunjukkan pukul 12 tengah malam , tiba-tiba telefon bimbitku berbunyi dan aku terus menjawabnya dalam keadaan separa sedar . Mungkin kerana memahami keadaan aku yang terlalu penat dan hanya menjawab apa yang ditanya , sahabat di corong telefon terus meminta diri dan menamatkan perbualan dan aku terus menyambung lenaku yang terganggu sebentar tadi.
Senandung angin mengusik celah kayu jendela, menerobos masuk menusuk tulang renta diriku yang sedang tebaring di atas tilam yang empuk. Rembulan malam tidak sedang menangis, seakan memandang diriku dengan penuh iba. Bunyi ketukan bertalu-talu membuatkan aku terjaga. Dipaksanya diriku membuka kedua mata yang baru saja dapat terpejam. Rasa lelah tidak lagi membuat aku terlelap. Ketukan yang entah dari mana datangnya bunyi itu, menuntut aku untuk terjaga. Setelah tercari-cari arah ketukan tidak kutemui , akhirnya aku membuat keputusan untuk menyambung lenaku lagi. Namun disaat aku ingin memejamkan mataku , aku terdengar ada yang memanggil namaku "Saraa" . terus mata kubuka dan mencari arah suara itu namun tak ku temui.
Tiba-tiba mataku tertancap pada jendela yang masih terbuka luas . Aku terus bangun menghampiri jendela itu dan terus menguncinya. Usai mengunci jendela , aku beranikan diri untuk masuk ke tandas untuk mengambil wudhuk dan kemudian berlalu ke katil dan membaca doa tidur seraya melelapkan mata untuk kali seterusnya. Aku terlena hingga ke pagi dan aku dikejutkan oleh suara yang melaungkan azan subuh pada pagi itu.
Alhamdulillah , dengan penuh rasa syukur aku bangun dan melangkah ke tandas untuk bersuci dan bersiap-siap untuk solat subuh. Usai solat subuh , Mathurat kucapai dan kubaca sehingga ke penghujungnya . Itulah yang menjadi rutin harianku pada setiap pagi . Selepas itu , aku terus bersiap-siap untuk keluar joging bersama sahabat-sahabatku . Usai bersiap , tiba-tiba ketukan berbunyi di pintu . Pantas aku membukanya dan terpacul wajah seorang ibu yang disayangi di depan pintu bilik.
Hanya 4 perkataan yang keluar dari mulut seorang ibu yang ku panggil mama telah membuat lidahku kelu tak terkata . Hanya airmata yang mengalir tanpa henti ! "Ara , Mek dah takde." . Satu persatu kenangan datang diingatan , pintu tandas ku kuak dan paip ku buka . Basah kuyup badanku disirami air yang keluar dari paip menemani airmata yang jatuh tanpa pernah kenal erti berhenti . Satu per satu penyesalan menjengah , Ya Allah ! Tidak aku sangka di Hari raya Aidiladha itu adalah kali terakhir aku berbual dengan dia , hari terakhir aku menyuap dia minum , hari terakhir aku pimpin dia ke tandas , hari terakhir aku suap nasi untuk dia , hari terakhir aku tunggu dia solat , hari terakhir aku pakaikan kain solat untuk dia . HARI TERAKHIR !
Dengan kekuatan yang masih tersisa , aku bangun dan keluar dari tandas dan terus capai tuala untuk keringkan badan yang telah basah kuyup . Airmata terus kuseka , Jubah hitam kucapai bersama selendang pink. Tiba-tiba telefon bimbit berdering membuatkan aku kembali semula ke dunia nyata setelah hanyut dalam kesedihan. Panggilan terus kujawab , pemanggil bertanya "awak kat mane? nak pergi pukul berapa?" Hanya esakan tangisan yang mampu ku jawab . Pemanggil di corong telefon berteriak memanggil namaku dan bertanya kenapa . Aku terus menamatkan panggilan dan menghantar mesej pesenan ringkas untuk menceritakan perihal sebenar dan terpaksa batalkan untuk keluar joging.
1 jam perjalanan menuju ke rumah nenek tercinta akhirnya berakhir . Dari dalam kereta , ku lihat rumah itu seakan sunyi sepi walaupun pada hakikatnya ramai orang yang sedang keluar masuk dari pintu rumah itu. Ku kuatkan semangat dan terus melangkah keluar dari perut kereta dan melangkah ke beranda rumah . Sesampainya di depan jendela berhampiran pintu masuk rumah , mataku terpaku pada sekujur badan yang terbaring kaku sehingga menyebabkan kakiku terhenti dan tak dapat untuk melangkah lagi. ku palingkan wajah ke arah lain , airmata jatuh berjurai lagi . Hatiku berbicara "Araa..Redha Ara !"
Melihat keadaan aku yang kaku di depan pintu , emak saudaraku datang menghampiriku lalu menarik tanganku . Namun ku tetap tidak ingin melangkah masuk . Lalu dia membisikkan di telingaku sambil teresak-esak menangis "Kalau Ara sayang mek , ara pergi lah tengok dia . pergilah bacakan surah Yaasin untuk dia" . Ku tarik nafas sedalam-dalamnya , dan melangkah masuk rumah dan terus ke tandas untuk mengambil wudhuk.
Aku berjalan mendekatinya , kain yang menutupi wajahnya ku angkat . Ya Allah , rindunya aku padamu nenek , teramat rindu pada seorang wanita yang telah menjagaku dari kecil lagi dan banyak mengajarku dan memanjakanku. Ku tutup wajah itu lalu Yaasin mula kubacakan untuknya . Pembacaanku diiringi airmata yang tidak dapat lagi untuk ku seka , namun ku tabahkan diri untuk habiskan pembacaan itu . Setelah tamat ku bacakan yaasin untuk kali kedua , tubuhku rebah di sisinya . Tubuhnya ku peluk erat , dan aku bisikkan "Mek , Ara rindu sangat kat mek . Maaf sebab lama dah Ara tak balik tengok mek. Semoga tenang disana"
Tanpa aku sedari , aku terlena disisinya sambil memeluknya . Aku dikejutkan oleh emak saudaraku "Ara , bangun ra . Orang datang nak mandikan mek dah ni" Aku bangun dan wajah itu kutatap lagi . Hati berbicara lagi . waktu semakin hampir , aku redha ! Beberapa minit kemudian datanglah anak-anak lelakinya untuk mengangkatnya dan meletakkannya di atas tempat untuk dimandikan. Aku sempat mandikannya untuk kali terakhir .
Usai mandikannya , aku terus menolong mak cik untuk kafankannya . Tiba saat untuk keluarga mengucupnya , aku mula dahulu mengucupnya . Dan setelah selesai orang lain mengucupnya , mak cik yang hendak mengkafankannya itu mahu menutup mukanya , namu dihalang oleh tangan aku . Lantas aku mengucupnya sekali lagi . Lama kucupan terhenti di dahi , meleraikan rindu yang lama terpendam .
Usai mengafankannya , jenazah dibawa ke masjid yang terletak di tepi rumah nenek . Alhamdulillah lebih 600 orang yang hadir untuk solat jenazah . Melihat jenazah bawa keluar dari masjid dan dimasukkan ke dalam van jenazah , hatiku sayu kembali . Hatiku berdoa , "Ya Allah , izinkan aku menghantarnya untuk kali terakhir . izinkan aku!" Hatiku menangis . Tiba-tiba ada yang datang mencuit belakangku "Ara , jom pergi kubur?" Aku terus mengangguk . Alhamdulillah .
Usai talkin , semua orang bergerak untuk pulang termasuk diriku . Kakiku berhenti melangkah , dan aku pandang belakang dan kelihatan sepupuku , bapa saudaraku dan papa ku masih belum berganjak . Masih disitu dengan berpayung kerana cuaca hujan . Namun Alhamdulillah kubur nenek tak basah sedikitpun. Aku terus melangkah pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah , Aroma kematian masih menguap ke segala penjuru arah ku lihat tempat pembaringannya sudah tiada penghuni . ku menghampiri katil tempat dia tidur , bantal ku cium dan peluk dan airmata mengalir lagi sehinggalah aku terlena bersama airmata..
Doakanku sahabat "Tanganku akan hancur di dalam tanah, Yang tinggal hanya tulisanku di dalam buku. Moga sesiapa yang membaca tulisanku, Doakanlah keselamatanku dari Azab (api neraka)." [Iman Syafie] :)
Hamba Allah Dilahirkan pada 16 March 1995 di Kelantan Cuba untuk jadi lebih baik Pendosa Tanpa Nokhtah !
Malam itu hening tanpa suara cengkerik yang biasanya menganggu kosentrasi di tengah malam. Angin sepoi-sepoi bahasa yang masuk melalui jendela yang masih terbuka luas membuatkan mataku layu. Segera aku bangun dan berjalan menghampiri katil dan berbaring sekejap dengan niat hanya untuk hilangkan penat seharian berjalan pusing bandar seharian. Tanpa aku sedari , aku terlena di atas tilam yang empuk itu.
Jam di dinding menunjukkan pukul 12 tengah malam , tiba-tiba telefon bimbitku berbunyi dan aku terus menjawabnya dalam keadaan separa sedar . Mungkin kerana memahami keadaan aku yang terlalu penat dan hanya menjawab apa yang ditanya , sahabat di corong telefon terus meminta diri dan menamatkan perbualan dan aku terus menyambung lenaku yang terganggu sebentar tadi.
Senandung angin mengusik celah kayu jendela, menerobos masuk menusuk tulang renta diriku yang sedang tebaring di atas tilam yang empuk. Rembulan malam tidak sedang menangis, seakan memandang diriku dengan penuh iba. Bunyi ketukan bertalu-talu membuatkan aku terjaga. Dipaksanya diriku membuka kedua mata yang baru saja dapat terpejam. Rasa lelah tidak lagi membuat aku terlelap. Ketukan yang entah dari mana datangnya bunyi itu, menuntut aku untuk terjaga. Setelah tercari-cari arah ketukan tidak kutemui , akhirnya aku membuat keputusan untuk menyambung lenaku lagi. Namun disaat aku ingin memejamkan mataku , aku terdengar ada yang memanggil namaku "Saraa" . terus mata kubuka dan mencari arah suara itu namun tak ku temui.
Tiba-tiba mataku tertancap pada jendela yang masih terbuka luas . Aku terus bangun menghampiri jendela itu dan terus menguncinya. Usai mengunci jendela , aku beranikan diri untuk masuk ke tandas untuk mengambil wudhuk dan kemudian berlalu ke katil dan membaca doa tidur seraya melelapkan mata untuk kali seterusnya. Aku terlena hingga ke pagi dan aku dikejutkan oleh suara yang melaungkan azan subuh pada pagi itu.
Alhamdulillah , dengan penuh rasa syukur aku bangun dan melangkah ke tandas untuk bersuci dan bersiap-siap untuk solat subuh. Usai solat subuh , Mathurat kucapai dan kubaca sehingga ke penghujungnya . Itulah yang menjadi rutin harianku pada setiap pagi . Selepas itu , aku terus bersiap-siap untuk keluar joging bersama sahabat-sahabatku . Usai bersiap , tiba-tiba ketukan berbunyi di pintu . Pantas aku membukanya dan terpacul wajah seorang ibu yang disayangi di depan pintu bilik.
Hanya 4 perkataan yang keluar dari mulut seorang ibu yang ku panggil mama telah membuat lidahku kelu tak terkata . Hanya airmata yang mengalir tanpa henti ! "Ara , Mek dah takde." . Satu persatu kenangan datang diingatan , pintu tandas ku kuak dan paip ku buka . Basah kuyup badanku disirami air yang keluar dari paip menemani airmata yang jatuh tanpa pernah kenal erti berhenti . Satu per satu penyesalan menjengah , Ya Allah ! Tidak aku sangka di Hari raya Aidiladha itu adalah kali terakhir aku berbual dengan dia , hari terakhir aku menyuap dia minum , hari terakhir aku pimpin dia ke tandas , hari terakhir aku suap nasi untuk dia , hari terakhir aku tunggu dia solat , hari terakhir aku pakaikan kain solat untuk dia . HARI TERAKHIR !
Dengan kekuatan yang masih tersisa , aku bangun dan keluar dari tandas dan terus capai tuala untuk keringkan badan yang telah basah kuyup . Airmata terus kuseka , Jubah hitam kucapai bersama selendang pink. Tiba-tiba telefon bimbit berdering membuatkan aku kembali semula ke dunia nyata setelah hanyut dalam kesedihan. Panggilan terus kujawab , pemanggil bertanya "awak kat mane? nak pergi pukul berapa?" Hanya esakan tangisan yang mampu ku jawab . Pemanggil di corong telefon berteriak memanggil namaku dan bertanya kenapa . Aku terus menamatkan panggilan dan menghantar mesej pesenan ringkas untuk menceritakan perihal sebenar dan terpaksa batalkan untuk keluar joging.
1 jam perjalanan menuju ke rumah nenek tercinta akhirnya berakhir . Dari dalam kereta , ku lihat rumah itu seakan sunyi sepi walaupun pada hakikatnya ramai orang yang sedang keluar masuk dari pintu rumah itu. Ku kuatkan semangat dan terus melangkah keluar dari perut kereta dan melangkah ke beranda rumah . Sesampainya di depan jendela berhampiran pintu masuk rumah , mataku terpaku pada sekujur badan yang terbaring kaku sehingga menyebabkan kakiku terhenti dan tak dapat untuk melangkah lagi. ku palingkan wajah ke arah lain , airmata jatuh berjurai lagi . Hatiku berbicara "Araa..Redha Ara !"
Melihat keadaan aku yang kaku di depan pintu , emak saudaraku datang menghampiriku lalu menarik tanganku . Namun ku tetap tidak ingin melangkah masuk . Lalu dia membisikkan di telingaku sambil teresak-esak menangis "Kalau Ara sayang mek , ara pergi lah tengok dia . pergilah bacakan surah Yaasin untuk dia" . Ku tarik nafas sedalam-dalamnya , dan melangkah masuk rumah dan terus ke tandas untuk mengambil wudhuk.
Aku berjalan mendekatinya , kain yang menutupi wajahnya ku angkat . Ya Allah , rindunya aku padamu nenek , teramat rindu pada seorang wanita yang telah menjagaku dari kecil lagi dan banyak mengajarku dan memanjakanku. Ku tutup wajah itu lalu Yaasin mula kubacakan untuknya . Pembacaanku diiringi airmata yang tidak dapat lagi untuk ku seka , namun ku tabahkan diri untuk habiskan pembacaan itu . Setelah tamat ku bacakan yaasin untuk kali kedua , tubuhku rebah di sisinya . Tubuhnya ku peluk erat , dan aku bisikkan "Mek , Ara rindu sangat kat mek . Maaf sebab lama dah Ara tak balik tengok mek. Semoga tenang disana"
Tanpa aku sedari , aku terlena disisinya sambil memeluknya . Aku dikejutkan oleh emak saudaraku "Ara , bangun ra . Orang datang nak mandikan mek dah ni" Aku bangun dan wajah itu kutatap lagi . Hati berbicara lagi . waktu semakin hampir , aku redha ! Beberapa minit kemudian datanglah anak-anak lelakinya untuk mengangkatnya dan meletakkannya di atas tempat untuk dimandikan. Aku sempat mandikannya untuk kali terakhir .
Usai mandikannya , aku terus menolong mak cik untuk kafankannya . Tiba saat untuk keluarga mengucupnya , aku mula dahulu mengucupnya . Dan setelah selesai orang lain mengucupnya , mak cik yang hendak mengkafankannya itu mahu menutup mukanya , namu dihalang oleh tangan aku . Lantas aku mengucupnya sekali lagi . Lama kucupan terhenti di dahi , meleraikan rindu yang lama terpendam .
Usai mengafankannya , jenazah dibawa ke masjid yang terletak di tepi rumah nenek . Alhamdulillah lebih 600 orang yang hadir untuk solat jenazah . Melihat jenazah bawa keluar dari masjid dan dimasukkan ke dalam van jenazah , hatiku sayu kembali . Hatiku berdoa , "Ya Allah , izinkan aku menghantarnya untuk kali terakhir . izinkan aku!" Hatiku menangis . Tiba-tiba ada yang datang mencuit belakangku "Ara , jom pergi kubur?" Aku terus mengangguk . Alhamdulillah .
Usai talkin , semua orang bergerak untuk pulang termasuk diriku . Kakiku berhenti melangkah , dan aku pandang belakang dan kelihatan sepupuku , bapa saudaraku dan papa ku masih belum berganjak . Masih disitu dengan berpayung kerana cuaca hujan . Namun Alhamdulillah kubur nenek tak basah sedikitpun. Aku terus melangkah pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah , Aroma kematian masih menguap ke segala penjuru arah ku lihat tempat pembaringannya sudah tiada penghuni . ku menghampiri katil tempat dia tidur , bantal ku cium dan peluk dan airmata mengalir lagi sehinggalah aku terlena bersama airmata..